Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apakah watt itu sama dengan VA?

Banyak di antara kita yang masih keliru saat menyebut satuan daya listrik, contohnya misalkan pada genset. Sebagian besar mengatakan bahwa satuan daya pada genset adalah Watt, dan sebagian lagi mengatakan bahwa satuannya adalah VA, yang mana merupakan satuan yang benar.

Baca juga : Apakah kW sama dengan kWh?

Sebagai contoh, genset 1000 VA. Masih banyak yang menyebutnya sebagai genset 1000 Watt. Meskipun tidak sepenuhnya salah, tetap saja Watt dan VA adalah satuan yang berbeda.

Pada artikel kali ini, kita akan melihat perbedaan VA dan Watt melalui sudut pandang yang lebih sederhana supaya mudah dipahami.

Baca juga : kWh meter sering jeglek (trip)? Ini penyebabnya!

Asal kata VA dan Watt

Apakah watt itu sama dengan VA?

Asal muasal dari satuan VA adalah Volt Ampere. Kenapa volt ampere? Karena pada dasarnya daya listrik dengan satuan VA ini terdiri dari 2 besaran yakni tegangan V (satuan Volt) dan Arus listrik I (satuan Ampere).

Baca juga : Listrik di rumah spaning (redup), tapi kok tetangga enggak?

Adapun watt adalah nama seorang penemu. Namanya james watt. Nama watt digunakan sebagai satuan untuk menghormati dia atas sumbangsihnya dalam ilmu pendidikan yakni penemuan mesin uap. Juga untuk membedakan antara daya nyata (Watt) dan daya Semu (S).

Definisi VA dan Watt

Baik VA dan Watt sebenarnya adalah sama-sama satuan daya listrik. Bedanya, VA merupakan satuan daya yang  digunakan pada sisi pembangkit sebelum dibebani (daya total kotor), dan Watt digunakan untuk menyatakan daya listrik setelah digunakan oleh peralatan listrik (daya bersih).

Perumpamaan sederhana antara VA dan Watt seperti halnya gaji seorang pekerja/karyawan.

VA adalah gaji kotor sebelum dikurangi ini itu seperti BPJS, tabungan hari tua, dll. Sedangkan Watt adalah gaji bersih yang dibawa pulang.

Baca juga : Bagaimana sih listrik dihasilkan dan bisa sampai di rumah kita?

Jadi, jika ditinjau secara lebih ilmiah, VA itu bagaimana sih?

Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, VA adalah singkatan dari Volt ampere, dikenal dengan istilah daya semu (Apparent power), dan disimbolkan dengan huruf S.

Persamaanya adalah :

S = V x I
= Tegangan x Arus 
= Volt x Ampere 
= Volt ampere 
= (VA)

VA dinamakan daya semu karena masih bersifat semu (belum dipake). Pada beberapa kasus, orang-orang juga menyebut VA sebagai daya total yang mampu dibangkitkan oleh sebuah pembangkit listrik dalam kondisi ideal. 

Sebagian lagi menyebut VA sebagai daya total kotor dari sebuah pembangkit sebagaimana yang disinggung di atas.

Baca juga : Ilmu dasar-dasar kelistrikan yang perlu dipahami

Contoh : Anda memiliki genset dengan daya semu 1000 VA. Bisakah genset tersebut digunakan untuk melayani beban sebesar 1000 Watt?

Jawabannya adalah tidak bisa.

Kenapa? 

Karena daya 1000 VA tersebut merupakan daya keseluruhan kotor yang mampu dibangkitkan oleh genset tersebut. Saat digunakan untuk melayani beban 1000 Watt, maka di situ yang akan dipikul bukan hanya beban peralatan saja tapi juga rugi-rugi berupa drop tegangan, panas, dll.

Rugi-rugi daya pada kelistrikan dikenal juga dengan istilah Cos phi (Power factor). Di mana cos phi adalah selisih daya yang hilang antara daya Semu (VA) dengan daya nyata (Watt).

Cos phi = P (daya nyata) / S (Daya semu) = W/VA

Itulah sebabnya di setiap genset selalu ada yang namanya Faktor daya (Cos phi). Besarnya variatif, antar 0.85 (85%) sampai 0.95 (95%). 

Hal ini untuk menginformasikan kepada pengguna bahwa kemampuan genset tersebut dibatasi oleh adanya Cos phi berupa rugi-rugi daya.

Baca juga : Perbedaan listrik 1 phase dan 3 phase

Lalu bagaimana dengan Watt?

Watt adalah satuan daya nyata (active power), disimbolkan dengan huruf P. 

P = V x I x Cos phi (Tegangan x Arus x cos phi)

P = S x Cos phi (Daya semu x Cos phi)

Cos phi = P/S

Contoh :

Sebuah genset 1000 VA akan melayani beban listrik di sebuah rumah. Faktor daya pada name plate genset adalah 0.85. Berapakah kemampuan daya nyata (Watt) genset tersebut?

Cos phi = P/S

0.85 = P / 1000

P = 1000 x 0.85

P = 850 Watt

Jadi, daya nyata (Watt) yang mampu dibangkitkan oleh genset tersebut adalah 850 Watt.

Contoh kasus perbedaan Watt dengan VA

Saya akan membuat sebuah contoh kasus yang akan menggambarkan perbedaan jelas antara VA dan Watt.

Baca juga : Cek, begini cara menghehemat listrik yang benar!

Sebuah pembangkit listrik (genset) mengklaim mampu membangkitkan daya listrik sebesar 900 kVA (Daya semu).

Pembangkit tersebut konon akan digunakan untuk melayani beban di sebuah kota yang total beban adalah 900 kW (Daya aktif).

Akhirnya, genset mulai dinyalakan.

Mulailah orang-orang di kota tersebut menyalakan peralatan-peralatan listriknya satu per satu.

Beberapa rumah menyalakan perlatan listrik nya hingga beban pada pembangkit mencapai 500 kWatt. Saat ini, pembangkit genset masih running dengan normal tanpa kendala.

Lalu, beberapa rumah juga mulai menyalakan peralatan listriknya hingga beban pada genset sudah mencapai 600 kWatt. Saat ini, suara genset mulai mengaung tidak normal.

Kemudian beberapa rumah mulai menyalakan peralatan listriknya lagi. Sesaat terlihat beban pada genset mencapai 750 kWatt. Beberapa saat kemudian, gensetnya mati dan listrik di kota tersebut padam total.

Ternyata genset tersebut tidak mampu melayani beban sebesar 900 kW. Itulah kenapa genset tersebut menyatakan dayanya dalam satuan VA (daya semu), bukan Watt.

Daya tersebut adalah daya kotor. Kenyataanya yang mampu dibangkitkan hanya sebesar 750 kilo watt atau sebesar 83%. Itu berarti cos phi genset dalam hal ini adalah 0.83.

Lalu sebenarnya apa yang membuat kemampuan genset tersebut drop sekian persen?

Jawabannya adalah karena adanya Cos phi (faktor daya). Di atas sudah disebutkan bahwa  parameter yang membedakan antara daya semu dan daya nyata adalah keberadaan cos phi nya.

Pada kasus daya semu, cos phi nya adalah 1 atau ideal. Sehingga berapapun nilai tegangan dan arus, ketika dikalikan 1 maka hasilnya tetap sama.

Baca juga : Transmisi listrik tanpa kabel

Contoh : 

Diketahui tegangan genset adalah 400 Volt dan arus yang mampu dibangkitkan adalah 100 Ampere. Maka daya semu (S) dari genset tersebut adalah :

S = V x I

S = 400 x 100 x 1

S = 40.000 VA = 40 kVA

Adapun pada daya nyata, faktor daya yang berubah-ubah dan selalu di bawah 1 membuat total daya menjadi berkurang.

Diketahui tegangan genset adalah 400 Volt dan arus yang mampu dibangkitkan adalah 100 Ampere. Cos phi jaringan adalah 0.8. Maka daya aktif (P) dari genset tersebut adalah :

P = V x I x Cos phi

P = 400 x 100 x 0.8

P = 32.000 Watt = 32 kW

Kesimpulan

  1. VA adalah daya total (kotor) dari sebuah pembangkit. Watt adalah daya bersih atau daya nyata yang terpakai oleh beban.
  2. VA adalah satuan dari daya semu. Simbol daya semu adalah S. Persamaan daya semu adalah S = V x I
  3. Watt adalah satuan dari daya aktif. Simbol daya aktif adalah P. Persamaan daya aktif adalah P = S x Cos phi atau V x I x Cos phi
  4. Perbedaan daya semu dan daya aktif terletak pada nilai Cos phi nya. Semakin besar nilai cos phi (semakin mendekati 1), maka selisih antara daya semu dan daya aktif akan semakin kecil.
  5. Satuan VA digunakan pada pembangkit sebelum dibebani. Sedangkan satuan watt digunakan setelah pembangkit tersebut dibebani.

Itulah kira-kira perbedaan sederhana antara VA dengan Watt versi saya.

Jika penjelasan ini menurut anda tidak tepat, silahkan kita diskusikan di komentar.

Terimakasih dan semoga bermanfaat..