Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa itu TOR (thermal overload relay) dan bagaimana cara kerjanya?

Salah satu komponen proteksi yang sangat penting pada sistem kontrol adalah TOR (thermal overload relay). TOR biasanya digandeng dan bekerjasama dengan kontaktor magnet pada sebuah rangkaian kontrol motor listrik 3 phase.

Baca juga : Apa itu kontaktor magnet dan bagaimana cara kerjanya?

Lalu apa sih TOR itu dan bagaimana cara kerjanya?

Apa itu TOR (thermal overload relay) dan bagaimana cara kerjanya?

Pengertian TOR (Thermal overload relay)

Jadi, TOR (thermal overload relay) adalah komponen proteksi beban lebih yang bekerja berdasarkan panas (thermal) pada bimetal strip ketika terjadi kenaikan arus di atas arus setting, yang mana hal tersebut akan mengubah posisi switch terminal bantu pada TOR dari NO ke NC atau sebaliknya. 

TOR dan salah satu komponen lain yakni MCB memiliki prinsip kerja yang identik. Hanya saja MCB memiliki 1 fungsi lain yang tidak ada pada TOR yakni proteksi terhadap short circuit (korslet).

Baca juga : Apa itu MCB dan bagaimana cara kerjanya?

Fungsi utama TOR adalah untuk melindungi motor listrik 3 phase dari kerusakan (Overheating) akibat terjadinya beban lebih pada motor. Beban lebih pada motor listrik bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti beban mekanis yang bertambah, kerusakan bearings, dll.

Bagian-bagian Thermal overload relay

Bagian-bagian utama TOR (thermal overload relay)

Keterangan :

  1. Terminal incoming 3 phase. Terminal 3 phase RST yang nantinya akan dirangkai dengan kontaktor magnetik.
  2. Tombol reset trip. Digunakan untuk reset (mengambalikan) kontak NO dan NC pada TOR kembali ke posisi semula (Reset saat terjadi overload).
  3. Tombol stop kontaktor. Digunakan untuk memutus aliran arus ke koil kontaktor sehingga kontaktor stop (membuka kontak 95 dan 96). Saat tombol ini release, maka kontaktor akan kembali ON (kontak 95 dan 96 close).
  4. Kontak NC (95, 96). Switch NC nantinya akan dirangkai seri dengan koil kontaktor sehingga dalam kondisi beban normal (tidak overload), maka kontaktor akan ON dan motor listrik akan running (hidup). Namun ketika terjadi Overload maka kontak NC akan berubah menjadi open sehingga kontaktor OFF dan motor listrik Stop. Switch NC ditandai dengan terminal nomor 95 dan 96 pada TOR.
  5. Outgoing terminal utama 3 phase (2T1, 4T2, 6T3). Terminal output menuju motor listrik 3 phase.
  6. Kontak NO (97, 98). Switch NO nantinya akan dirangkai seri dengan alarm (buzzer). Ketika terjadi overload maka kontak NO akan berubah menjadi Close untuk kemudian menghidupkan alarm. Kontak NO ini akan kembali lagi ke posisinya jika sudah direset. Switch NC ditandai dengan terminal nomor 97 dan 98 pada TOR.
  7. Pengatur arus TOR. Merubah besaran arus maksimum yang sesuai dengan arus pada name plate motor listrik 3 phase.
  8. Test dan indikator trip. Berfungsi untuk melakukan test trip pada TOR untuk memastikan kontak NC dan NO bekerja dengan baik ketika terjadi trip. Selain itu, huruf T menandakan bahwa saat itu indikasi itu muncul, berarti overload dalam keadaan TRIP.

Cara kerja Thermal Overload Relay

Apa itu TOR (thermal overload relay) dan bagaimana cara kerjanya?

Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, TOR bekerja dengan cara memanfaatkan panas pada bimetal strip yang berubah posisi karena adanya kenaikan arus secara continue sehingga mengubah posisi switch (kontak) bantu dari posisi NO ke posisi NC dan posisi NC ke NO.

Marking merah pada gambar di atas adalah bentuk internal wiring dari overload relay setelah terkoneksi, baik dengan kontaktor (bagian atas marking merah), maupun dengan motor listrik 3 phase (bagian bawah marking). Pada gambar terlihat jelas bahwa terminal NC (95, 96) terhubung langsung dengan koil kontaktor A1 dan A2.

Gambar ke dua ini adalah kondisi di mana overload berada pada kondisi normal. Terlihat kontak NC dan NO berada pada posisi masing-masing karena plate bimetal masih berada pada kondisi lurus. Pada kondisi ini, motor listrik 3 phase sedang running normal karena catu daya ke koil kontaktor A1 dan A2 terhubung.

Gambar selanjutnya menunjukan TOR berada pada kondisi overload (TRIP). Terlihat plate bimetal mengalami panas berlebih akibat arus yang mengalir pada motor listrik semakin besar melebihi setingan overload. Semakin panas plate bimetal, maka ia akan membengkok berubah posisi dan mendorong terminal NO dan NC sehingga berubah posisi dari yang awalnya open menjadi close, dan yang close menjadi open. Pada kondisi ini, catu daya ke koil kontaktor akan putus sehingga motor listrik OFF. Di waktu yang bersamaan, buzzer (alarm) akan berbunyi karena memperoleh catu daya dari kontak NO (97, 98).

Baiklah, sekian artikel kali ini tentang apa itu TOR dan bagaimana cara kerjanya. Jika ada yang kurang jelas bisa ditanyakan pada kolom komentar. mohon bantu dishare juga jika artikel ini anda rasa bermanfaat ya... Terimakasih..