Cara membuat panel kontrol ATS (Automatic Transfer Switch) sederhana, semi otomatis
Saat ini ada banyak macam ATS yang digunakan pada sistem backup power. Mulai dari yang sederhana, yakni yang dibuat dengan beberapa komponen seperti kontaktor, MCB dan Timer, sampai yang kompleks, yakni menggunakan kontroller ATS AMF (Automatic main failure).
Pada artikel kali ini kita akan membahas ATS sederhana yang penggunaan nya saya sarankan untuk pelanggan kWh meter daya kecil, mulai dari 450 hingga 2200 VA.
Baca juga : Listrik di rumah spaning (redup), tapi kok tetangga enggak?
Lalu apa itu ATS, apa pentingnya dan bagaimana cara membuatnya untuk sistem backup power?
Pengertian ATS
ATS (Automatic Transfer Switch) adalah sebuah rangkaian kontrol yang dapat memindahkan jalur sumber kelistrikan secara otomatis pada saat salah satu sumber mengalami failure / gangguan (blackout).
ATS biasanya digunakan untuk proses switching sumber power dari PLN ke sumber backup seperti Genset atau PLTS, secara otomatis.
Pada aktualnya, tidak semua ATS full otomatis. Pada ATS sederhana, proses switching memang otomatis, akan tetapi untuk menyalakan sumber backup dilakukan secara manual.
Pada ATS full otomatis, tidak ada tindakan manual yang perlu dilakukan. Ketika sumber PLN off, maka ATS akan secara otomatis menghidupkan genset, timer akan menghitung sampai kondisi genset ready untuk dibebani. Saat genset ready, maka power dari genset akan terhubung ke beban dan listrik menyala.
Pentingnya ATS
Sistem ATS ini penting karena pada kondisi-kondisi tertentu, beberapa jenis pengguna listrik tidak bisa menunggu ketersediaan listrk dalam jangka waktu yang lama karena bisa menyebabkan ketidaknyamanan bahkan kerugian materil.
Contoh penting penggunaan ATS misalkan pada perhotelan, toko-toko yang transaksi nya melibatkan peralatan elektronik, industri-industri yang masih membeli daya dari PLN, instansi-instansi pelayanan, bahkan rumah-rumah yang sudah memiliki genset untuk backup saat PLN padam.
Cara membuat sistem kontrol ATS Sederhana, semi otomatis
Sistem ATS yang akan kita bahas pada artikel kali ini adalah ATS sederhana semi otomatis, yang bisa diterapkan pada pengguna listrik skala rumahan, yang memiliki genset dengan sistem starter manual.
Berikut ini beberapa komponen yang kita butuhkan untuk membuat sistem kontrol ini.
Komponen-komponen sistem kontrol ATS sederhana
Rangkaian sistem kontrol ATS sederhana
Baca juga : Apa itu TDR (Time delay relay) dan bagaimana cara kerjanya?
Selector Interval : Rubah angka timer menjadi skala 0 - 30Selector mode waktu : Rubah menjadi detik (S)Posisi jarum : Putar ke posisi 10 detik (Sesuai kebutuhan)Mode timer : posisikan pada posisi E (On delay)
Prinsip kerja rangkaian ATS
Saat PLN padam, maka kontaktor (B) akan off, sehingga listrik ke rumah pun mati. Dalam kondisi PLN off dan genset belum starter ON, maka rangkaian ini berada dalam kondisi off total, baik kontaktor (B) (PLN), kontaktor (C) dan Timer (D) (genset).
Saat genset mulai dihidupkan dan MCB genset (E) telah di ON kan, maka sumber power akan otomatis berpindah ke kontaktor (C). Dalam kondisi ini, genset telah terbebani (listrik nyala menggunakan genset).
Saat listrik PLN telah menyala kembali, maka timer akan hidup dan mulai menghitung selama 10 detik untuk kemudian memindahkan sumber listrik ke jalur PLN. Secara bersamaan pula, sumber dari genset yakni kontaktor (C) off.
Kemanan rangkaian
Rangkaian ini saya katakan aman karena terdiri dari 2x interlock.
Pada interlock pertama, jalur yang menuju coil kontaktor genset terlebih dahulu melewati kontak NC kontaktor PLN. Ini artinya kontaktor genset tidak akan bisa ON jika kontaktor PLN sedang ON.
Lebih lanjut, kontaktor genset juga tidak akan bisa ON jika timer sedang bekerja, yang mana kita tahu bahwa jika timer bekerja, itu artinya sumber dari PLN sedang ON.
Noted : Rangkaian ini akan lebih optimal jika sumber backup yang digunakan adalah PLTS off grid dengan catatan power dari PLTS dalam mode standby.